Coaching,Mentoring,dan Counseling
Di dalam kehidupan kita pasti menemukan titik lemah dan titik kekuatan , dan dari semua itu kita pasti tak akan pernah jauh dari pelatihan, mentoring, dan konseling mengapa dalam kehidupan di organisasi pelatihan dan mentoring sangat dibutuhkan untuk meningkatkan SDM sementara konseling dibutuhkan saat kita mendapatkan problem dan itu akan mendapatkan arahan yang tepat saat konseling.
Coaching
Pembimbingan (coaching) merupakan proses memberikan panduan dan umpan balik untuk menolong orang lain meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan juga menyelesaikan pekerjaan atau masalah. Pembimbing berperan dalam menganalisis situasi, memilih metode pembimbingan, menentukan panduan yang harus dijalankan, memberikan umpan balik, membangun komitmen, dan melakukan evaluasi pencapaian (dalam Aprinto dan Jacob, 2014).coaching banyak didefinisikan sebagai proses yang berorientasi pada solusi dan hasil, yakni seorang coach memfasilitasi proses pembelajaran pribadi (self directed learning), pertumbuhan diri, dan peningkatan kualitas hidup klien dalam lingkup yang ditentukannya sendiri (Grant, 2001).
Mentoring.
Stone (1999) Mentoring merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan kepada karyawan-karyawan yang memiliki prestasi bagus dan merupakan aset bagi perusahaan. Pembinaan ini dimaksudkan agar di kemudian hari mereka mampu memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan.
Counseling
Prayitno (2004), mendefinisikan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien dalam rangka pengentasan masalah klien. Dalam suasana tatap muka yang dilaksanakan interaksi langsung antara konselor dengan klien. Pembahasan masalah tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang klien (bahkan sangat penting yang boleh jadi menyangkut rahasia pribadi klien), bersifat meluas meliputi berbagai segi yang menyangkut permasalahan klien, namun juga bersifat spesifik mengarah pengentasan masalah klien.
Ellis, Shetzer and Stone (1980) mengatakan konseling adalah proses interaksi yang memfasilitasi dan mengklarifikasi makna pemahamandiridanlingkungandimanasiswa berada berikut tujuan-tujuan serta nilai-nilai perilaku pada waktu yang akan datang. Menurut Pietrofesa (1978), tujuan konseling bagi individu adalah mengubah perilaku yang salah dalam penyesuaian diri, belajar membuat keputusan, dan mencegah timbulnya masalah.
Referensi:
Aprinto,B., & Jacob, F., A. (2014). Pedoman lengkap Soft Skills: Kunci sukses dalam karier, bisnis dan kehidupan pribadi. Jakarta: PPM Manajemen.
Kukuh Jumi Adi . 2013. Esensial Konseling: Pendekatan Traint and Factor dan Client Centered. Yogyakarta: Garudawacha..
Stone, F. M. (1999) Coaching, counseling and mentoring. New york: American Management association.
Coaching
Pembimbingan (coaching) merupakan proses memberikan panduan dan umpan balik untuk menolong orang lain meningkatkan kemampuan yang dibutuhkan juga menyelesaikan pekerjaan atau masalah. Pembimbing berperan dalam menganalisis situasi, memilih metode pembimbingan, menentukan panduan yang harus dijalankan, memberikan umpan balik, membangun komitmen, dan melakukan evaluasi pencapaian (dalam Aprinto dan Jacob, 2014).coaching banyak didefinisikan sebagai proses yang berorientasi pada solusi dan hasil, yakni seorang coach memfasilitasi proses pembelajaran pribadi (self directed learning), pertumbuhan diri, dan peningkatan kualitas hidup klien dalam lingkup yang ditentukannya sendiri (Grant, 2001).
Mentoring.
Stone (1999) Mentoring merupakan kegiatan pembinaan yang diberikan kepada karyawan-karyawan yang memiliki prestasi bagus dan merupakan aset bagi perusahaan. Pembinaan ini dimaksudkan agar di kemudian hari mereka mampu memberikan kontribusi maksimal kepada perusahaan.
Counseling
Prayitno (2004), mendefinisikan konseling adalah bantuan yang diberikan oleh konselor kepada klien dalam rangka pengentasan masalah klien. Dalam suasana tatap muka yang dilaksanakan interaksi langsung antara konselor dengan klien. Pembahasan masalah tersebut bersifat mendalam menyentuh hal-hal penting tentang klien (bahkan sangat penting yang boleh jadi menyangkut rahasia pribadi klien), bersifat meluas meliputi berbagai segi yang menyangkut permasalahan klien, namun juga bersifat spesifik mengarah pengentasan masalah klien.
Ellis, Shetzer and Stone (1980) mengatakan konseling adalah proses interaksi yang memfasilitasi dan mengklarifikasi makna pemahamandiridanlingkungandimanasiswa berada berikut tujuan-tujuan serta nilai-nilai perilaku pada waktu yang akan datang. Menurut Pietrofesa (1978), tujuan konseling bagi individu adalah mengubah perilaku yang salah dalam penyesuaian diri, belajar membuat keputusan, dan mencegah timbulnya masalah.
Referensi:
Aprinto,B., & Jacob, F., A. (2014). Pedoman lengkap Soft Skills: Kunci sukses dalam karier, bisnis dan kehidupan pribadi. Jakarta: PPM Manajemen.
Kukuh Jumi Adi . 2013. Esensial Konseling: Pendekatan Traint and Factor dan Client Centered. Yogyakarta: Garudawacha..
Stone, F. M. (1999) Coaching, counseling and mentoring. New york: American Management association.
Komentar
Posting Komentar